Sabtu, 16 Februari 2008

DIMABUK KATA

Kata adalah sepotong hati; suatu rongga yang menyimpan dua hal berharga dalam hidup ini; iman dan cinta. Semburat bashirah yang dititipkanNya di atas kasih sayang yang agung pada jiwa setiap manusia. Sesosok nurani bersuara emas yang mampu memberi nasihat terjujur bagi yang menjaga permata keimanan dan cinta di dalamnya. Sebentuk gelora yang menggerakkan raga berlari menujuNya. Maka, siapkan hati menerima kata… “Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu…” (QS.73:5) Kata adalah sepotong hati. Sebuah matriks kekuatan muatan pemikiran dan emosi dari yang berkata. Ia adalah cerminan integritas diri dari yang berkata. Ia begitu menghujam pada hati lain dengan simpanan yang serupa. Segala yang disampaikan oleh hati, maka akan diterima oleh hati. Ia bisa menjadi layaknya sesejuk embun pagi dan secerah mentari. Namun, ia juga bisa segersang padang pasir dan seburam temaram. Bahkan bukan tak mungkin berubah menjadi monster menakutkan dan pedang yang tajam. Saya dan potongan-potongan hati orang lain. Saya dan misteri kata-kata analogi. Saya dan segala terka yang akhirnya hanya mampu saya artikan sendiri. Saya dan beragam kata tanya yang tak (kunjung) terjawab. Saya dan segala keterbatasan saya dalam timbunan semua kata. Berusaha sekokoh mungkin berpijak di jalan yang bijak tanpa harus ada yang terinjak. Mencerna semua rangkaian kata “perjalanan penulisan”, menghitung saldo kata pada “tabungan jiwa”. Atas semua kata yang akhirnya mengisahkan tarbiyah ilahiyah pada episode hidup kali ini, cukuplah menjadi recik berharga dalam meneruskan perjalanan cita. (14Feb08)

Tidak ada komentar: